A Ambil peta, kenali negara yang kamu ingin tuju. Mulai menelusuri apa yang terkenal dari India dan wilayah mana yang ingin dijelajahi. Hal ini mungkin berhubungan dengan apa yang menjadi minat anda. Sebagai contoh ada yang berminat dengan wisata alam, sedangkan yang lain mungkin lebih ke wisata sejarah. Untuk sejarah, India memiliki 36 Warisan Dunia UNESCO yang daftarnya bisa ditelusuri
Saya sering dapat pertanyaan tentang jalan-jalan ke India, solo traveling ke India, female traveler ke India, padahal saya juga baru tiga kali ke India dan baru mengunjungi sedikit kota dari 29 negara bagian di yang menganggap saya go-to person untuk ditanya soal India. Menanggapinya, ya saya bisa apa selain kibas rambut sambil menggeliat mengelilingi pohon sering ditanyakan hal yang sama, jadi saya kepikiran untuk kumpulkan saja pertanyaan dan jawaban tentang jalan-jalan ke India, khususnya untuk pejalan ini membantu Teman-teman dan yang bukan teman saya nggak diskriminatif untuk meyakinkan diri jalan-jalan ke India. Hehehe. Aman nggak sih perempuan ke India? Saya nggak bisa jawab langsung YA atau TIDAK, nggak bisa garansi. Tapi yang pasti, saya meyakini di setiap negara itu ada orang jahatnya dan ada orang baiknya. Nah, karena saya juga percaya karma, maka orang seperti apa yang akan kita temui dalam hidup ini TSAH! adalah juga tergantung karma kita. << Macam berat ya pembahasan ini. Wkwkwk Puji Tuhan, tiga kali saya ke India, tiga kali juga saya pulang tanpa kurang suatu apa. Alhamdulillah. Susah ya jalan sebagai perempuan di India? Diliatin ya? Digodain ya? Itu ada yang sampai diperkosa! Susah Enggak. Agak lebih menantang dibanding jalan ke negara lain? Iya. Terlebih kalau perempuan sendirian dan secara fisik terlihat sekali berbeda dengan orang sana. Ketahuan turis banget gitu. Saya beruntung wajah saya agak bunglon. Kadang kelihatan kayak Sunda, kadang India, kadang Filipina, kadang Jawa, kadang Cindo, kadang kayak BCL Yhaaa.. Ngarep. Dari pertama saya ke India, beberapa orang sudah bilang saya mirip orang India timur kayak dari Darjeeling gitu. Pas saya googling wajah orang Darjeeling, lha ternyata kebanyakan terlihat seperti Chinese Mongolian. Hihihi. PS Saya selalu dikira Chinese pas di Maroko. Dan saya juga disangka lokal pas di Cina. Lucu ya. Padahal kalau dari standar Cindo atau orang Indonesia pada umumnya, saya nggak kelihatan Chinese sama sekali. Hihihi. Jadi kalau dari fisik, saya sesungguhnya nggak terlalu signifikan bedanya sama orang sana. Beberapa kali saya mau masuk museum pun saya ditagih harga tiket masuk lokal. Baru pas saya bilang, “No, no.. I’m foreigner.” mereka trus bengong sebentar lalu menagih harga tiket masuk khusus orang asing. Hihi. Orang India itu suka ngeliatin memang, khususnya ke perempuan. Yang lebih kurang nyamannya, cara mereka ngeliatin itu menatap, bukan cuma melihat sekilas. Saya pribadi kalau diliatin doang si nggak apa. Kalau saya sudah mulai merasa terganggu, biasanya saya tatap balik orangnya. Hahaha. Ntar lama-lama orangnya nunduk. Malu mungkin. Malu-malu mau. HALAH! Digodain? YAELAH DI JAKARTA AJA SAYA JALAN KAKI PAS HUJAN-HUJAN PADAHAL PAKAI JAS HUJAN DAN PAKAIAN TERTUTUP JUGA DIGODAIN!! Is it okay? No. Not okay. I was just giving a reality check, bahwa di negara saya juga saya menerima street harrasment serupa. Jadi seharusnya kalau sudah paham sama godaan tak berfaedah di Jakarta atau beberapa kota lain di Indonesia ya akan selow dapat godaan pas di India. Cuekin aja. Prinsip saya, selama saya nggak disentuh, saya bohwat. Lewatin saja. Mesti pakai pakaian kayak gimana sih biar aman? Usahakan pakai pakaian yang tertutup, nggak ketat, dan berbahan nyaman. Jangan lupa juga bersepatu. Kalau bisa, pakai sepatunya yang gampang dibuka, jangan yang bertali banyak. Bayangkan saja pakaian untuk masuk ke kuil/masjid/gereja gitu. Kenapa bayanginnya masuk ke tempat-tempat ibadah ini? Karena ya memang banyak tempat ibadah di sana. Hahaha. Dan memakai baju yang diterima di tempat-tempat ibadah ini memudahkan perjalanan; jadi nggak mesti ganti baju atau pakai syal/kain tambahan yang disiapkan tempat ibadah tersebut. Syal atau kain penutup yang dipinjamkan tempat ibadah tersebut kemungkinan sudah dipakai ribuan pengunjung dan hanya Tuhan yang tahu kapan itu syal dan kain terakhir dicuci loh. Hihihi. Ada beberapa pejalan yang senang pakai baju nasional dan baju daerah kayak saree atau anarkali saat jalan-jalan di India. Gpp juga, tapi perlu dipertimbangkan, untuk yang berwajah tidak India dan berkulit beda jauh sama orang India, siap-siap aja jadi bulan-bulanan diminta foto bersama. Orang sana sering maksa pas minta foto bareng ya? Enggak sih, nggak maksa. Pengalaman saya, ya mereka minta saja gitu. Sama kayak beberapa orang Indonesia yang suka minta foto bareng bule di Monumen Bom Bali Legian lah. Hehehe. Kalau bersedia, ya tinggal foto bareng. Kalau nggak bersedia, saya biasanya bilang terus terang, “I’m sorry, I’m in a hurry.” trus jalan aja. Itu jujur ya karena saya jarang nolak foto bareng kalau orangnya minta dengan baik, jadi memang kalau pas nolak, itu karena saya memang lagi buru-buru. Kadang, ada juga yang malu atau nggak mau bilang minta foto bareng. Tahu-tahu dia pakai tongsis dan berdiri di depan saya. Pas saya nengok ke layar HPnya, lah ada saya di belakangnya masuk ke layar juga. ISH. Awalnya nggak sadar ada tipe yang mau foto bareng dengan cara begini, lama-lama bukannya oke, saya malah kesal. APA COBA DIFOTO CANDID GITU? Kalau saya lagi ngupil gimana? Kan membawa nama kurang elok bagi negara saya! Seorang turis dari Indonesia tertangkap tangan sedang mengupil di Nahargarh Fort, sebuah benteng bersejarah di Jaipur, India. Berikut bukti fotonya. JENG JENG! Jadi kalau ada yang sok-sokan mau selfie trus saya ngintip ada saya di belakangnya masuk layar; antara dua, antara saya trus senyum ke kamera atau malah kabur. Seringnya saya lakukan yang kedua. Abis, nggak sopan sih! Jangan mau kalau diminta foto bareng! Nanti dipegang-pegang!! Kampung banget orang sana minta foto bareng. Hahaha Pernah ada yang bilang begini ke saya. Nadanya menggurui banget. Pas saya tanya apa dia sudah pernah ke India, dia bilang belum. I rest my case. Foto bareng itu kampung? Bok! Jangan sedih.. Macam di Indonesia orang-orangnya nggak pada suka minta foto bareng bule saja. Kampung enggaknya itu tergantung masing-masing orang ya, tapi faktanya, bahkan di negara kita sendiri, ada yang suka minta foto bareng bule. Hihihi. So, is it okay to say yes and take a pic with them? YES! Saya punya beberapa tips kalau dimintai foto bareng 1— Kalau diminta oleh banyak orang, katakan mau fotonya bareng dalam satu waktu saja. Jadi nggak satu-satu gitu. Selain lebih aman, foto bareng begini juga tidak menghabiskan waktu. Bayangkan kalau ada delapan orang minta foto bareng dan harus satu-satu ya bagaimanaaa? Lamo lah ikoooo.. 2— Usahakan tidak berada di tengah saat foto bareng dengan banyak orang apalagi dengan lawan jenis. Saya seringnya minta saya yang motret dan memegang HP atau kamera yang akan dipakai lalu saya bariskan mereka di belakang dan saya maju 1-2 langkah ke depan dan wefie deh. Hehehe. Jadi kan foto bareng tu, tapi badan saya tidak kena mereka, meminimalisir kemungkinan bersentuhan lah. Kata Mama nggak boleh bersentuhan dengan yang bukan muhrim. Cailah! Atau kalau mau bersebelahan, dibentuk ala foto band saja, jadi ada senjang antar masing-masing orang gitu. Hihihi. 3— Berposelah yang lurus-lurus saja. Tangan ke bawah, paling kepala saja yang agak miring hihihi. Nggak usah pakai merangkul untuk terlihat ramah gitu. Bukan budaya sana juga rangkulan di foto antara perempuan dan laki-laki. 4— Be honest. Kalau sedang tidak bisa melayani permintaan foto bareng duileh ni kalimat bikin saya merasa macam Raisa saja..hihi ya bilang saja jujur tidak bisa. Kalau tidak mau, bilang tidak mau. Tentu dengan tegas dan tetap sopan. 5— Jangan berpenampilan menonjol kalau tidak mau diminta foto bareng. Saya pernah membaca curhatan’ seorang pejalan di sebuah forum jalan-jalan di Facebook yang bilang dia terganggu banget karena sering dimintain foto bareng pas di India. Saya klik lah foto-foto perjalanannya, lalu saya ngekek. Lhaaaaa dia ke Taj Mahal pakai saree, ke Red Fort pakai saree, wajahnya nggak ada India-Indianya acan, ya gimana orang nggak getol minta foto bareng dia cobaaaa.. Yang nggak sehat siapa? 😀 Ada language barrier nggak di sana? pertanyaan dari Mei GeretKoper Ada sedikit tapi tidak terlalu terasa. Hampir semua orang bisa bahasa Inggris dan bahasa Inggris mereka cukup mudah dimengerti. Transportasi umum susah nggak di sana? Enggak juga. Di Delhi, pada perjalanan kedua, saya baru mencoba naik metro dan ternyata Delhi Metro itu sungguh sangat menyenangkan dan reliable untuk digunakan. Harganya sangat terjangkau dan jaringannya mencapai banyak tempat wisata. Ada Woman Only Coach di gerbong paling depan pula. Yang agak menyebalkan dari Delhi Metro hanya satu scanning di setiap pintu masuk! Hahaha. Scanning badannya dipisah antara laki-laki dan perempuan tapi scanning barangnya jadi satu. Itu kalau lagi bawa barang belanjaan banyak ribet banget deh. Hihihi. Selain dengan metro, auto rickshaw disingkat jadi auto/oto atau yang kita sebut bajay itu tersedia di hampir setiap pengkolan. Atau cara lain kalau nggak mau menyetop auto di jalan dan menawar adalah dengan mengunduh aplikasi Ola. Di aplikasi Ola ini, kita bisa pesan auto sama seperti kita memesan Gojek. Lucunya, saat kita sudah bertemu supir autonya, kita harus memasukkan kode pairing’ gitu di aplikasi HP kita. Si Abangnya juga akan pairing’ dengan kode yang sama di HPnya. Hahaha. Biar nggak salah orang kali ya. Harga di Ola ini sudah tertera kayak harga di aplikasi Gojek, sampai di tujuan tinggal kasih uangnya saja deh. Kalau nggak pakai Ola, harus tawar menawar harga. Menawar harga itu wajib, tapi jangan kasar dan sadis banget nawarnya ya. Eh tapi terserah sih, saya emang suka nggak enak hati kalau menawar sadis, suka kepikiran pas naik, apakah saya sudah menzalimi Abangnya? Hihihi. Uber juga tersedia di banyak kota besar di India. Uber di India kebanyakan nggak pakai mobil pribadi tapi kayak taksi khusus gitu. Badan mobilnya putih dengan garis hijau melintang horizontal di bawah jendelanya. Bayar Uber pakai kartu kredit Indonesia saat di India pun bisa dilakukan. Supirnya nggak semua bisa berbahasa Inggris jadi kalau mau stop over agak ribet ngasihtahunya. Tapi bisa dilakukan, hanya harus sabar. Hihihi. Harga makanan di sana bagaimana? Dari murah sampai mahal ada! Saya suka sekali makan street food di India. Pani Puri tu favorit saya. Kalau liat Mamang Pani Puri di pinggir jalan bawaannya laper mendadak, padahal baru makan satu jam sebelumnya. Hihihi. Selalu ada tempat lah untuk Pani Puri. Sekali makan bisa sampai 15 astagfirullah. Makan di restoran harganya sedikit lebih mahal tapi masih terjangkau. Mau makanan yang lebih mahal dan tingkat atas, bisa ke restoran fine dining atau ke hotel bintang empat atau lima. Karena kalau bintang tujuh, nanti pusing dooong. *yah…joke lawas* Makanan di sana jorok-jorok ya? Nggak bersih ya? Bikin sakit perut nggak? Guys, may I remind you WE’RE INDONESIAN!! Hihihi. Macam makanan di Indonesia sudah yang paling bersih saja deh. Makanan jalanan di Indonesia juga campur debu, sinar matahari, plastik, tinta printer, juga kadang tinta koran. Wkwkwkwk. Kedai pinggir jalan di Indonesia juga banyak yang sebelahan sama kandang ayam atau toilet. Saus di makanan pinggir jalan di Indonesia juga banyak yang pakai saus ala-ala yang terbuat dari cabe dan tomat busuk. Pada dasarnya, sama seperti di Indonesia, believe your gut when you want to eat outside. Be it street food or not. Puji Tuhan saya nggak pernah sakit perut, nggak pernah kena Delhi Belly. Tapi bahkan untuk Pani Puri pun, saya lihat banget penjualnya karena Pani Puri tu dibuat pakai tangan. Jempol Mamangnya harus mecah kerupuknya untuk kemudian memasukkan tumbukan kentang, abis itu kerupuknya dicelup ke saus asam pakai tangan juga tentu, nah kalau sekiranya Mamangnya bukan tipe yang bersihan, saya ya nggak beli. Hehehe. Kalau makan di restoran apalagi fine dining sudah pasti bersih lah ya.. KATA SIAPAAAA?? Bossnya teman saya, hanya mau makan di hotel dan restoran kelas atas di Delhi, pas di hari ketiga di India sakit perut parah sampai nggak bisa pergi-pergi. Hehehe. Atau teman satu hostel saya yang koar-koar dia cuma akan makan dari restoran atau mie instan demi menghindari sakit perut ya akhirannya malah sakit perut. 🙁 Jadi kembali lagi, soal makan, believe your gut, and put a positive suggestion to your body. Kan masing-masing tahu kadar dan jenis makanan yang bisa diberikan ke tubuh. Kalau sudah ragu, mending jangan. Karena kata Oprah, doubt is don’t. Berlaku juga saat menentukan mau bilang iya apa enggak untuk pinangan si dia ya. Ingat!! Doubt is don’t yaaaa. Hihihi. Pernah merasa takut nggak pas jalan-jalan di India? Pernah. Pas saya ke bandara Amritsar di pagi buta naik auto karena nggak ada taksi yang mau mengangkut saya sama sekali dikarenakan kabut yang sangat pekat dan kemudian Abang auto meninggalkan saya di sebuah jalan yang katanya menuju pintu bandara tapi saya nggak bisa lihat apa-apa selain bias lampu yang jatuh ke kabut yang tebal, itu saya agak merasa takut. Pas saya di Gulmarg sendirian dan diikuti belasan Abang Tukang Kuda di belakang sampai masuk-masuk ke hutan, itu saya takut. Baca disini Solo Trip ke Kashmir, Aman Tapi Bikin Kantong Jebol Pas saya mau naik gondola sendirian di tanah antah berantah, itu saya takut. Banyak juga kan saya takutnya. Tapi ya kembali ke pernyataan awal lagi. Saya percaya selalu ada orang baik dan orang jahat dalam sebuah komunitas masyarakat. Jadi ya percaya saja sama karma baik diri sendiri dan stay positive. Percaya juga Tuhan akan lindungi. Di saat yang sama, tetap alert. Waspada sama sekitar. Agak abstrak ya, tapi ya abis bagaimana, percaya nggak percaya ya memang begitu adanya. Hehehe. Lagipula, kalau mengedepankan rasa takut, kita nggak akan ke mana-mana lho. Cailah Bulan kayak orang bener saja ngomongnya begitu. Kayaknya sekarang sebegini dulu deh kumpulan pertanyaan dan jawaban tentang jalan-jalan ke India ya. Kalau masih ada yang mau ditanyakan, silakan lho di kolom komentar, nanti saya jawab langsung dan mungkin kalau banyak pertanyaan yang belum terwakilkan dalam post ini, akan saya buat post lanjutannya. Sedaaap!!Semoga membantu meyakinkan diri Teman-teman yang mau ke India ya. Khususnya Teman-teman sesama perempuan. India itu indah, misterius, dan bikin salty, in a mysterious way. Kalau memang suka dengan budaya, warna, keanehan HQQ, dan ingin bersyukur untuk hidup yang selama ini dimiliki, datanglah ke India. ah, dari tadi sudah sudah terus tapi nggak berhenti-henti. Sekarang saatnya kuberhenti! Wabillahitaufik wal hidayah. Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.. semoga benar tulisannya.Senyum dulu ah.. 🙂
PengalamanJalan Jalan Di Padang Besar. Salam Ladiess ♥. Lepas majlis kenduri cousin kiteorang terus ajak pengantin baru bawakan pegi padang besar, excited kemain lagi tau kiteorang nak pegi padang besar, disebabkan first time nak pegi dah set dalam otak nak borong barang banyak-banyak. sebab semua orang kata barang kat sana murah gile
detikTravel Community - India adalah negara eksotis yang jadi impian bagi sebagian traveler. Bersama tim Dream Destination 2017 dan AirAsia, mimpi itu kini jadi mungkin bisa jadi akan terselip pada nama tengahku. Gimana tidak? Tanggal 11 Desember ini aku bisa terbang bersama AirAsia dan Detik Travel ke Kolkata secara cuma-cuma. Mimpi yang dulu ada kini saatnya keperluan keberangkatan sudah disiapkan secara total. Sekarang tinggal dibawa have fun sampai maksimal. Walaupun masi ada sedikit rasa deg-degan, tapi itu hal yang wajar. Apalagi ini pengalaman pertama kali pergi ke luar negeri. Yes! Satu cap imigrasi telah mengisi buku Jakarta cukup hangat, menambah semangat perjalanan menuju ke Bandara Soekarno-Hatta. Selama didalam gedung, tak tahu kalau diluar sedang mendung. Waktu menunggu terasa amat cepat karena kami sempat gak sengaja salah baca papan petunjuk, akibatnya kami pun mengelilingi satu area yang sama alias mengguyur tetap mengantarkan kami menuju Bandara Kuala perjalanan kami ngobrol sampai ngelantur. Bepergian bersama mereka, membuatku berasa paling mujur. Berbagai percakapan dari hal yang remeh temeh selalu saja berhasil menuju Kolkata lumayan lama. Aku dan Andra benar-benar tak sabar ingin berada di India sama-sama. India menyimpan penuh sejuta tanya. Tak hanya tentang tarian Bollywoodnya, tapi tentang makanan, bangunan, kehidupan, dan segala keberagamannya. Membayangkannya saja tidaklah cukup! Seeing is believing.
Jalanjalan ke Warsawa, ibu kota Polandia meninggalkan kenangan tersendiri bagi saya. Banyak sekali tempat menarik yang bisa dikunjungi selama ini di sana, di antaranya adalah Palace of Culture and Science, Palace Warsawa, dan Royal Castle of Warsawa
The phrase "the journey is the destination" was made for India. When crossing the subcontinent, every step of every journey is filled with sights, sounds and sensations that will consume your senses and shake up everything you thought you knew about travel. Traveling by road might seem a particularly ambitious proposition. Driving on highways that throng with handcarts, cattle, camels, monkeys and people requires nerves of steel and the patience of a Buddhist master. But a road trip in India is perfectly possible if you pick your routes – and your vehicle – wisely. The first thing to know is that you don’t need to drive yourself. Hiring a car with a driver is easy, and in the foothills of the Himalayas, you can hire "jeeps" with drivers who are quite happy to power over mountain passes on tracks only marginally wider than their vehicles. With the hassles of navigating India’s hectic roads, many travelers opt to explore India by motorcycle or bicycle – a self-drive experience that will immerse you deep in the rural communities that a lot of visitors pass by. So grab your sense of adventure and get ready to hit the road with this guide to the best road trips in India. Discover the world's most intriguing experiences with our weekly newsletter delivered straight to your inbox. 1. India’s Golden Triangle Best for Mughal monumentsDelhi–Delhi; 1120km 690 miles; allow 5 days Short and sweet, the loop from Delhi to Agra and Jaipur packs a lot of wonders into a few days of driving. Begin the adventure in Delhi, where the ruins of eight cities tell the story of India’s greatest Islamic empires. Hit the city's highlights, including Red Fort, Humayun’s Tomb, the Jama Masjid and the bazaars of Chandni Chowk, which have changed only superficially since Shah Jahan’s time. With your own vehicle, it’s easy to swing by the sacred cities of Mathura and Vrindavan, where Krishna frolicked with milkmaids in the Hindu epics. After these peaceful stops, steel yourself for a mix of the stressful and sublime in Agra, where the glorious Taj Mahal more than lives up to its reputation, as compensation for the hassles and scams. Find more Mughal magnificence at nearby Fatehpur Sikri, the abandoned city founded by Akbar. Once you follow NH21 to Jaipur, you’ll share every fort, palace and mystical observatory with a crowd, so make the most of your experience with a detour. Detour Before zooming west from Fatehpur Sikri to Jaipur, consider a detour south to Gwalior, whose beautiful fort is less mobbed than other stops on this circuit. Before you complete the third side of the triangle, tack on one more detour to spot tigers stalking ruined battlements in Ranthambhore National Park before diving back into the urban chaos. Head to Ladakh for a high-altitude road trip in the Himalayas © Sudip Bhar / Shutterstock 2. Manali to Ladakh across the Himalaya Best for Buddhist serenity Manali–Srinagar; 800km 500 miles; allow 10 days You could follow the mountain circuit from Shimla to Ladakh and on to Kashmir by rented "jeep," but we strongly recommend traveling by rented Enfield Bullet motorcycle for the life-affirming drama of pulling over by the roadside to find yourself utterly alone in these high-altitude deserts in the rain shadow of the Himalayas. From the nostalgic hill station of Shimla, with its front-row mountain views, head north to the hippy hill resort of Manali. From here, it’s a two-day slog over the 3978m 13,051ft Rohtang La to Leh, through a landscape plucked straight from the Silk Road. There’s little vegetation and even less shade, and the cold and altitude will hit you like a sledgehammer. Recuperate with trips to Buddhist monasteries and yoga classes in Leh, then hit the road again for a very different take on the Himalayas in Kashmir. The highway west to Srinagar connects a string of ancient Buddhist gompas temples, but as the hills turn from dust-yellow to lush green, the culture shifts from Buddhism to Islam as the minarets of Srinagar loom into view. The Kashmir valley is sometimes troubled, but when it’s calm, the experience of watching Dal Lake appearing slowly through the morning mist from the deck of a houseboat is simply sublime. 3. Rajasthan’s Color Cities Best for desert colorsJaipur–Jaipur; 1630km 1015 miles; allow 10 days Desert driving in Rajasthan is an experience. Mighty fortresses loom dramatically out of the landscape, and you’ll share the dusty highways with camel carts and Rajput old-timers with vividly colored turbans and enormous mustaches. Kick-off in Jaipur – the pink city – touring pink-sandstone palaces, bustling bazaars and the awe-inspiring fortress at Amber. Follow NH48 to the Jain and Muslim pilgrimage center of Ajmer, and duck west to reach famous Pushkar, with its temple-circled lake and legendary camel fair in October or November. Return to NH48 for the rumbling ride to Udaipur, the white city – coiled like a silk scarf around the still waters of Lake Pichola. Dose up on ice-white palaces, then deviate west to the temple-strewn hill station of Mt Abu and veer north. As you enter Jodhpur, you’ll immediately spot the lapis-colored buildings that earned the Blue City its name – the homes of brahmins, priests in the Hindu caste system. Get another blast of Rajput military might at Mehrangarh Fort, then drive west through serious desert country to the sand-yellow city of Jaisalmer, whose fortified walls look almost carved from the desert itself. Close off the loop via Bikaner, where you’ll leave the tourist crowds behind before diving back into the thick of things in Jaipur. Expect the unexpected when road-tripping in India © Dchauy / Shutterstock 4. Hampi and the Hoysalas Best for templesMysuru–Gokarna; 1060km 659 miles; allow 10 days For many travelers, visiting the time-tumbled ruins of the Vijayanagar kingdom at Hampi is the most memorable experience of a trip to India. Start off in Mysuru formerly Mysore, with its mesmerizing markets, fiery vegetarian cuisine and inimitable maharaja’s palace. Rumble north on the backroads to fascinating Sravanabelagola with its naked 17m 57ft statue of Gomateshvara, the first tirthankar spiritual teacher of the Jain religion. The temples keep coming in Karnataka. Slingshot through Hassan to Belur and Halebid, where the temples of the Hoysala Empire represent perhaps the zenith of the Hindu temple-building art. A three-hour drive east will drop you in Karnataka’s capital, Bengaluru, known for its cosmopolitan dining, shopping and nightlife. It’s a long drive to reach Hosapete, leaping off point for the ruins at Hampi. Allow at least two days to explore Hampi’s tumbledown temples and time travel across centuries. Next, duck onto the backroads to reach Badami, where blood-colored cliffs are pock-marked with cave temples. Detour Tack on a side trip to Aihole, dotted with dusty ruins from the ancient Chalukya kingdom, then finish on the beach with some well-earned R&R in Gokarna, part pilgrim-town, part beach retreat. 5. Kolkata to Darjeeling Best for Himalayan views and side treksKolkata–Yuksom; 808km 502 miles; allow 8 days Eastern India is often overlooked by the crowds who surge north from Delhi, but the journey through West Bengal to the foothills of 8586m 28,169ft Mt Khangchendzonga has an epic sense of mission. Start in chaotic, cultured Kolkata, visiting ashrams, temples and architecture reclaimed from the British. Fit in a tour of the tiger-stalked swamps of the Sunderbans before you head for the hills. The journey north takes you past little-visited country towns to cultured Shantiniketan, a university town with a long history of dance, theater and poetry. From here, you’ll strike north to reach the emerald-green tea plantations and delightfully dated grand hotels of Darjeeling, where you’ll likely catch your first up-close views of the Himalayas. To get intimate with the snow peaks, book onto the Singalila Ridge trek or edge even closer to Mt Khangchendzonga by picking up a permit for Buddhist Sikkim. A route through Kalimpong, Gangtok and Pelling will reveal the kinds of views that make mountaineers itch for their ice axes. To cap it all off, you can get within touching distance of the snows on the trek to the Goecha La from Yuksom. Head south from Mumbai for the ultimate drive down to Goa © Neil Emmerson / Getty Images 6. Mumbai to Goa Best for beachesMumbai–Palolem; 650km 404 miles; allow one week Short journeys don’t mean scrimping on excitement in India. From brash and brilliant Mumbai, pick up NH66 and head south, detouring down to the coast to explore fascinating forts such as Murud-Janjira, a legacy of centuries of conquest. Pull into the low-key seaside resorts at Ganpatipule and Malvan before you hit the busy beaches of Goa. As you roll into northern Goa, swing by the famous market in Anjuna and the fun-filled beach hubs at Baga and Calangute. Onward to Panaji, Goa’s charming Portuguese-colonial capital, and the timeworn basilicas of Old Goa – a more important city than London or Lisbon in the 16th century. The mood changes as you roll south to laid-back Agonda, the center of Goa’s nascent surfing scene. It changes again as you head inland through green hills dotted with spice farms for a peek at thundering Dudhsagar Falls, India’s second-highest cascade. Finish up on the sand-sprinkled shore at lovely Palolem making time for a bird-spotting hike at nearby Cotigao Wildlife Sanctuary. 7. A drive through the northeast Best for tribal encountersGuwahati–Guwahati; 1700km 1056 miles; allow two weeks With a hired "jeep" and a driver who can speak local languages, a fascinating journey through the varied cultures of the Northeast States awaits. Start in Guwahati, the under-explored capital of Assam, and follow the mighty Brahmaputra River northeast to Kaziranga National Park for close encounters with one-horned Indian rhinos. Onwards to Arunachal Pradesh and the awesome Buddhist monasteries of the Tawang Valley local travel agencies can arrange a permit. Add on a wander through the tribal communities of Ziro and Daporijo, and loop back through Upper Assam, continuing east to the fascinating Konyak Naga villages around Mon in northern Nagaland. Ricochet back to the plains via Kohima ideally in December to catch the Hornbill Festival, then climb up onto the high plateau of Meghalaya, where markets sell bows and arrows as day-to-day essentials, before barrelling downhill from Shillong to Guwahati. Planning tip Bring supplies with you – roads are rough, and creature comforts are limited, but the experience is unparalleled. Factor in time for excursions like kayaking in Kerala © Vinu Sebastian / Shutterstock 8. Around the tip of India Best for southern spiceKochi–Kochi; 807km 501 miles; allow seven days The bottom end of India is a different country again. Start the journey through India’s steamy south in historic Kochi, whose ancient streets tell a timeless tale of seafaring, trade and Kerala spices. As you roam south to Alappuzha, ditch the car for a day to explore the fascinating, waterlogged backwaters by boat. As you pass through Amrithapuri, you can pause for a hug from a living guru before soaking up some rays on Kerala’s loveliest beaches at Varkala and whooshing through Thiruvananthapuram pause just long enough for some incendiary Kerala curries to the southern tip of India. From here, you’ll head inland, through drier, rockier Tamil Nadu, to reach Madurai, whose temple towers groan under the weight of deities and demons. The trip back to Kochi will take you through the Palani Hills, a side spur of the Western Ghats, where the landscape surges upwards to Kodaikanal, perhaps the most charming of India’s southern hill stations, with just the right mix of faded British-era nostalgia and India vim. Grab a cuppa amidst swirling tea plantations in Munnar, South India’s top tea-growing center, before you return to the coast. 9. Chennai to Puducherry Pondicherry Best for cultural varietyChennai–Puducherry; 232km 144 miles; allow three to four days For a short, sweet and spicy trip along India’s southeast coast, consider the three-day trip from Chennai south to Puducherry Pondicherry, taking in some contrasting visions of how colonial India changed once the European interlopers packed their bags. Start in Chennai, with its vast beach, famous-name ashrams and delicious vegetarian cuisine, then track south along the coast, wedged between the sea and the salt lake. Stop one is the surprising surf resort at Kovalam Covelong, a worthy stop en route to Mamallapuram, where you can view a riot of carvings and temples created by the Pallava dynasty. Duck inland to see the ancient Pallava capital at Kanchipuram, then return to the coast to close out the trip at charming Puducherry, formerly Pondicherry, where a Gallic air pervades – best experienced in heritage hotels in the old French Quarter. Just be warned some spiritually-minded travelers pull into the famous ashram at Auroville just north of "Pondy" and never leave! Road tripping in India by motorcycle is not for newbie riders © May_Chanikran / Getty Images Top tips for hiring a car and driver in India You’ll find drivers offering their services at taxi and "jeep" stands all over India, or you can make arrangements through hotels and travel agencies. Check that the driver speaks enough English to understand where you want to go and where you want to stop, and confirm that the driver is able to cross state lines – some vehicles are only licensed to operate in certain areas. You’ll need to agree on a price for the trip before you start, and the cost should include fuel, accommodation and food for the driver for multi-day trips. Expect to pay the equivalent of around US$30 per day. Be clear with your driver about what you want from your journey; if you want to avoid stops at tourist shops and commission-paying venues, be firm from the outset. Exploring India by motorcycle or bike is for experienced riders India’s roads are not for fair-weather motorcyclists, but if you have a few miles under your belt and fancy a challenge, it’s a fabulous way to explore this enormous country. Veteran hire companies such as Lalli Singh Tours in Delhi have sent hundreds of travelers off on journeys across India, from the steamy southern jungles to the high passes of the Himalayas. The best advice we can give is to ride slowly and defensively, always give way to larger vehicles, and carry a full repair kit and spares – and know how to use them! The nostalgic British-designed Enfield Bullet is the vehicle of choice for many travelers, but it’s a heavy brute; newer machines from the likes of Bajaj are lighter and easier to handle. If you plan to pedal your way around India by bicycle, carry plenty of puncture repair kits and bring lights and high visibility gear. If you don’t want to transport your own bike into the country, consider flying into Delhi and buying a bike at the Jhandewalan Cycle Market.
Dibagian isi saya akan share tentang pengalaman saya jalan-jalan ke Belitung sendiri tanpa ikutan tour beserta itinerary traveling saya. Day 1: Penerbangan ke Belitung - Danau Kaolin - Pantai Tanjung Tinggi
Selamajalan-jalan ke India pada tengah Februari lalu, saya kerap menerima pesan dari beberapa teman yang rata-rata menanyakan hal serupa tentang rumor jalan-jalan ke India. Contohnya ialah 3 pertanyaan di atas, yang sungguhan masuk dalam inbox setelah saya membagikan beberapa aktivitas lewat IG Story. Jujur aja, sebelum berangkat ke India, saya
Sayaudah gak sabar buat mensucikan diri dari daki dan keringat yang didapat di 'kereta India yang sesungguhnya' tersebut. Saya sampai sabunan dan keramas berkali-kali. Setelah selesai, rasanya seperti terlahir kembali. Sore harinya kami jalan-jalan sebentar di sekitar penginapan dan menemukan banyak jajanan.
JikaAnda ingin berlibur ke Perancis tanpa tour guide Anda wajib bisa menggunakan bahasa Perancis, setidaknya dasar-dasar bahasa Perancis. Hal ini karena sebagian besar masyarakat Perancis tidak bisa menggunakan bahasa Inggris. Anda juga dapat menemukan pengalaman yang unik dengan pergi jalan-jalan ke India tanpa tour guide.
PengalamanJalan-Jalan Ke Kota Tua Karena kami berangkat dari rumah sekitar jam tiga-an, maka kami tiba di lokasi sekitar jam empat lewat. Saat tiba disana saya terkagum-kagum dengan bangunan megah yang menjulang tinggi ke atas. Setelah berjalan cukup jauh dari stasiun Juanda, kamipun segera beli tiket masuk yang harganya tidak saya ketahui
PERSIAPANJALAN JALAN KE AMERIKA SERIKAT ( U.S.A ) Alhamdulillah wasyukurillah puji Tuhan Insya Allah kesampean ke negara adikuasa Amerika serikat! Awal nya rencana saya adalah ingin ke negara Inggris (poundsterling mahal,males ah!) padahal baru saja pindah rumah karena rumah lama terjual, belum juga 2 bulan pindahan eh suami mutasi pindah
. 3nndi877tq.pages.dev/1273nndi877tq.pages.dev/4543nndi877tq.pages.dev/2583nndi877tq.pages.dev/243nndi877tq.pages.dev/2123nndi877tq.pages.dev/8013nndi877tq.pages.dev/5593nndi877tq.pages.dev/9343nndi877tq.pages.dev/893nndi877tq.pages.dev/1003nndi877tq.pages.dev/3793nndi877tq.pages.dev/13nndi877tq.pages.dev/1473nndi877tq.pages.dev/4083nndi877tq.pages.dev/917
pengalaman jalan jalan ke india